Nabi Muhammad s.a.w
adalah seorang dari kaum yang ummi (ummiyyin). Umi yang dalam literatur
Arab diartikan sebagai orang yang tidak menulis dan tidak membaca. (Akhlaq
Ar-Rasul Al-Karim, Syeikh Abdul Muhsin ibn Hamdil Abbad Al-Badr, Daarul
Imam Ahmad, Kairo).
Menurut
Al-Maqdisi, “ummi” berarti “buta huruf”, tapi ketika menyangkut Nabi Muhammad,
“ummi” di situ lebih berarti orang yang bukan dari golongan Yahudi dan Nasrani.
Pada masa itu, kaum Yahudi dan Nasrani sering kali menyebut umat di luar
dirinya sebagai orang-orang “ummi” atau “non-Yahudi dan non-Nasrani”, atau
orang-orang yang tidak diberi kitab. Termasuk Rasulullah dan orang Arab
lainnya.
Hal ini sejalan dengan
pendapat Nazmi Lukas, seorang Arab-Kristen Koptik, dalam karyanya;Muhammad fi
Hayaatihi al-Khashshah; (Maktabah Gharib, Mesir, 1981), berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan ummiyyin (kaum ummi) adalah umat-umat selain bani Israil. Bani
Israil telah mengaku sebagai bangsa yang terpilih serta satu-satunya bangsa
yang mendapat petunjuk dan anugerah kenabian, sedangkan bangsa lainnya umamiyyun
atau ummiyyun, yang tidak mendapatkan hidayah dan anugerah kenabian.
Oleh karena itu, ayat ini (QS.Al-Jumu’ah: 2) turun untuk menegaskan
rahmat yang diberikan Allah kepada bangsa ummiyyun, yakni dengan
diutusnya seorang rasul dari kalangan mereka, yang menyampaikan ayat-ayatNya
kepada mereka, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dalam buku yang sama Nazmi Lukas
mengatakan bahwa tidak setiap orang yang ummi adalah orang bodoh dan
tidak setiap orang bodoh adalah ummi. Orang yang ummi adalah orang yang
tidak dapat membaca dan menulis, sedangkan orang yang bodoh adalah orang yang
tidak mengetahui sesuatu yang seharusnya ia ketahui. Tidak semua ilmu berkaitan
dengan bacaan dan tulisan, dan tidak semua bacaan dan tulisan adalah ilmu yang
menjadi tanda bodohnya seseorang yang tidak membaca dan menulis.
BUKTI
NABI MUHAMMAD TIDAK BISA MEMBACA DAN MENULIS:
===
> Dalam asbabun nuzul (sebab-sebab turunnya) ayat Al-qur’an surah Al-Alaq
ayat 1-5. Jibril, memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca dengan mencuapkan
“Iqra=bacalah”, Namun sampai 3 kali Nabi Muhammad mengatakan: “aku tidak dapat
membaca” sehingga Jibril mendekat nabi Muhammad sampai 3 kali. Kemudian untuk
yang ke-empat kalinya Jibril mengucapkan “Iqra=bacalah” dan Nabi Muhammad
Mengikuti dengan cara Mengulai kata “IQRA, hingga sampai dengan ayat ke 5 QS.
Al-alaq.
Nah
pada ayat ini di sangat jelas bahwa NABI MENGATAKAN SENDIRI BAHWA DIA TIDAK DAPAT
MEMBACA, namun ternyata perintah membaca di sini bukanlah menyuruh nabi
Muhammad membaca, melainkan: melafazkan, atau mengikrarkan secara lisan FIRMAN
ALLAH YANG DI SAMPAIKAN JIBRIL.
Jadi
keliru jika anda mengatakan NABI MUHAMMAD BISA BACA TULIS.
==>
Hadits Bukhari
Kata-
HAL
INI DI PERKUAT DENGAN AYAT ALLAH DENGAN AYAT BERIKUT;
Kata “ummi”, menurut Alquran adalah orang-orang yang tidak,
atau belum diberi satupun Kitab oleh Allah. Kaum Yahudi telah diberi tiga buah
kitab melalui beberapa orang nabi mereka. Karenanya, mereka di sebut ahli
kitab. Sedangkan orang-orang Arab, belum diberi satupun kitab sebelum Alquran
diturunkan kepada Nabi Muhammad yang orang Arab. Hal ini dijelaskan-Nya dalam
Firman-Nya:
Qs Ali Imran: 20
“Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi kitab,
dan orang-orang “ummi” (yang tidak diberi kitab), sudahkah kamu tunduk patuh?”.
QS.
Al-Ankabut 48:
Dan
kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Qur'an) sesuatu Kitab pun dan kamu
tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata (kamu
pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu).
Ayat ini menjadi bukti
simbolis bahwa tuduhan-tuduhan bermotif sentimentil dan tendensius. Mereka
akhirnya terjebak pada kebohongan yang mereka kobarkan sendiri. Bagaimana
seorang Muhammad s.a.w bisa mengucapkan kabar dengan untaian kalimat yang indah
nan memikat, sedangkan ia bukan seorang penyair, dan ia bukan pula seorang yang
mampu membaca dan menulis? Maka terkuaklah kebatilan tipu daya mereka.
Sedangkan kesejatian ayat-ayat Allah telah menjadi saksi dan
mukjizat yang kokoh,
yang mampu mematahkan claim-claim negatif terhadap diri Muhammad s.a.w,
sosok nabi yang kehadirannya menjadi
penyejuk bagi alam semesta.
Ayat
ini juga bermakna menegaskan, Nabi tidak pernah membaca dan menulis satupun
Kitab sebelum menerima Alquran. Maksudnya, setelah menerima Alquran, Rasul
membaca dan menulis Kitab dengan tangan kanannya. Ayat ini pun menunjukkan,
dengan tidak pernahnya Rasullullah membaca atau menulis satu kitab pun semisal
Alquran, bukan berarti Rasulullah tidak tahu membaca dan menulis. Misalnya
membaca dan menulis dalam urusan perdagangannya. Nabi adalah seorang pedagang
yang terkenal. Dan para ahli sejarah sepakat, pada zaman Nabi tidak menggunakan
angka-angka; huruf huruf abjad telah digunakan sebagai angka-angka. Sebagai
seorang pedagang yang berurusan dengan nomor-nomor atau angka-angka setiap
hari, Nabi tentunya tahu tentang abjad, dari satu sampai keseribu. Karenanya,
tidak ada dalih yang kuat apalagi untuk mempertahankan pendapat Nabi Muhammad
buta huruf.
Al-A’raAf 157:
(Yaitu) orang-orang
yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya,
menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Al-A’raf 158:
Katakanlah: "Hai
manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang
mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
petunjuk".
KESIMPULAN:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar